Saya sering
sampaikan ke teman-teman di luar Aceh, yang paling menarik dari Aceh itu adalah
Politiknya. Jadi, jika menjelang pilkada seperti sekarang, akan ada banyak hal
yang bisa kita saksikan. Salah satunya adalah latah. Kalau orang Aceh bilang, gabuk manoek gabuk itek. Artinya
sederhana, Sibuk Ayam sibuk pula si bebek. Pemaknaan dari anekdot sederhana ini
adalah rumput tetangga selalu lebih hijau. Alias suka ikut-ikutan.
Beberapa hari
belakangan ini, suhu perpolitikan di Aceh semakin panas. Sangking panasnya,
suhu di kota Banda Aceh mencapai 34 c. Dengan suhu sepanas itu, bisa dipastikan
air timun kerok akan laku keras ketika buka puasa. Pun setali tiga uang dengan
calon pemimpin daerah. Ada yang incumbent kurang pede, lalu menggaet banyak
komunitas tanpa pernah menfilter itu bisa jadi bahan bully-an atau tidak.
Pokoknya, asal bisa raup suara, syariat nomor dua.
Ada yang lebih
lucu lagi, tadinya sama-sama berjuang di hutan. Sama-sama bermufakat untuk
memperjuangkan “kemerdekaan Aceh” tapi kini? Sama-sama memperjuangkan perut
sendiri yang kian hari kian buncit. Mereka mungkin lupa, kalau nanti kurang
olahraga, itu perut akan menjadi beban yang sangat memberatkan. Mulai dari
ukuran celana yang over size sampai nafas yang terengah-engah bila berjalan.
Tua muda, main
politik. Tua muda lompat ke dalam kolam. Yang pintar politik masih aman, yang
sok paham politikpun tidak mau kalah. Persis kayak Kuda Rheut Ubeue, Keubeu
yang Cot Ikue. Inikan mabok! Beban yang di punggung kuda yang jatuh, kenapa
pula si kerbau yang marah dan kaget? Tapi, inilah Aceh. politik selalu berawal
dari warung kopi dan status facebook.
Nah, bicara
masalah facebook. Ada yang menarik lagi. Bukan, bukan ngomongin tentang status
saya yang terus ditempelin oleh para timses calon walikota (jampoek pujoe
droe). Siapalah saya, hanya seorang blogger kampung yang di kampungnya tak
dianggap. Hanya remah-remah kue prĂȘt yang tak dimakan semut. Kali ini, kita
ngomongin kelatahan para blogger di Aceh hanya gara-gara seorang anak yang baru
berusia 17 tahun bisa beli mobil Honda HRV. Biasa? Masalahnya dia juga
berprofesi sebagai blogger!
Lagi-lagi, Gabuk
Manok Gabuk Itek terjadi dalam dunia persilatan blogger Aceh. semua panas.
Semua kepengen. Semua sibuk, semua gabuk. Mulailah ada desakan untuk belajar
SEO, SEM, beli adsense, sampai beli adsense bug pun jadi. Pokoknya ada adsense.
Nanti bisa beli Honda HRV.
Alvin, si anak
Aceh yang ntah Aceh mana ini, berhasil memberikan sebuah efek positif. Saya
senang, dia akhirnya mengangkat derajat dan martabat blogger Aceh di mata para
mertua Aceh (curcol deh). Di satu sisi, dia juga berhasil membuat suasana
panas. Tapi jangan lupa, Alvin memulainya bukan dalam waktu satu malam. Dia
bukan Bandung Bandawasa yang bangun seribu candi dalam waktu satu malam. Tapi
dia anak biasa. Yang saban malam harus begadang demi cita-citanya. Lalu, kalian
meminta ilmu itu diterapkan dalam semalam?
Kawan, latah
boleh. Itu baik bila itu menjadi motivasi diri. Tapi kalau latah hanya karena kalian
kurang piknik? Mendingan kita keliling Aceh Yuks? Ada banyak tempat keren untuk
kalian senang-senang.
Komentar
Posting Komentar