Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Orang Aceh, Mirip Kepiting?!

Kemarin, ketika istri saya rindu makan mie goreng basah yang dijual diseputaran simpang Lhong Raya. Iya, apalagi kalau bukan mie ayah simpang lhong raya. Antriannya cukup panjang dan lama. Sehingga membuat saya harus mencari kesibukan ditengah segerombolan manusia yang juga hawa Mie Aceh.

Timses Please Deh, Jangan Lebay…! #PilkadaAceh

Sedari seminggu ini, cerita perpolitikan di Aceh semakin menggeliat bak Ulat Panah. Panah tak menentu, dingin tak jelas. Bergeliat seperti hendak menahan birahi yang sudah sampai di ubun-ubun tapi nyangkut karena “caps Lock” #halah. Tenang, saya tak ingin menjadi “ jonru ” ala Aceh. sudah ada bang Muhadzir Maop dan bang Taufik Al-mubarak. Mereka lebih berkompeten untuk jadi juru rundung semua kebaperan yang terjadi di tengah era politik Aceh hari ini.

Rame Rame Latah, dari Politisi sampai Blogger

Saya sering sampaikan ke teman-teman di luar Aceh, yang paling menarik dari Aceh itu adalah Politiknya. Jadi, jika menjelang pilkada seperti sekarang, akan ada banyak hal yang bisa kita saksikan. Salah satunya adalah latah. Kalau orang Aceh bilang, gabuk manoek gabuk itek . Artinya sederhana, Sibuk Ayam sibuk pula si bebek. Pemaknaan dari anekdot sederhana ini adalah rumput tetangga selalu lebih hijau. Alias suka ikut-ikutan. Beberapa hari belakangan ini, suhu perpolitikan di Aceh semakin panas. Sangking panasnya, suhu di kota Banda Aceh mencapai 34 c. Dengan suhu sepanas itu, bisa dipastikan air timun kerok akan laku keras ketika buka puasa. Pun setali tiga uang dengan calon pemimpin daerah. Ada yang incumbent kurang pede, lalu menggaet banyak komunitas tanpa pernah menfilter itu bisa jadi bahan bully-an atau tidak. Pokoknya, asal bisa raup suara, syariat nomor dua. Ada yang lebih lucu lagi, tadinya sama-sama berjuang di hutan. Sama-sama bermufakat untuk memperjuangkan “k