Pernah suatu ketika, kala kembali menginjakkan kaki di bumi Serambi Mekkah, saya merasa seperti mundur dari sebuah peradaban modern. Lima tahun di Jakarta menuntut ilmu, lengkap dengan segala fasilitas yang mewah dan canggih. Tapi pulang kampong, hari itu menjadi sebuah mimpi buruk yang telah lama terbuang.
Catatan sederhana seorang Ayah yang lahir dan besar di Kota Banda Aceh. Hampir semuanya berisi curhat tak mutu, walaupun lebih sering terkesan garing.