Sepenggal kalimat janggal diatas masih terus mengena di hati saya. Rasa sakit yang terpatri didada hanya karena ketika kalimat itu di ucapkan oleh seorang teman baik. Ya, benar, mungkin saya kurang dalam berusaha. Atau mungkin, sebenarnya hanya rasa malas dan kebodohan yang bergelantung di langit-langit otak saya yang mulai menciut. Kebiasaan saya dalam memutar youtube, beberapa minggu belakangan, menghadirkan sebuah cerita baru. Sebuah pembuktian bahwa ternyata, diluar sana, begitu banyak anak manusia yang sebenarnya diremehkan, dikucilkan, disepelekan, dihinakan, dan tidak percaya diri dengan dirinya sendiri.
Catatan sederhana seorang Ayah yang lahir dan besar di Kota Banda Aceh. Hampir semuanya berisi curhat tak mutu, walaupun lebih sering terkesan garing.